
Tempe: Makanan Tradisional yang Kini Mendunia. Produk fermentasi dari kedelai ini kini telah menembus pasar global dan menjadi sorotan dunia sebagai sumber protein nabati yang sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Dari warung kaki lima di Yogyakarta hingga restoran vegan di New York, tempe telah membuktikan bahwa warisan kuliner lokal bisa bersaing di kancah internasional. Artikel ini akan membahas asal usul tempe, kandungan gizinya, hingga bagaimana tempe kini mendunia dan menjadi pilihan populer bagi banyak orang di luar Indonesia.
Tempe: Makanan Tradisional yang Kini Mendunia
Sejarah dan Asal Usul Tempe
Tempe berasal dari Indonesia, tepatnya dari wilayah Jawa. Catatan sejarah menyebutkan bahwa makanan ini telah dikenal sejak abad ke-16. Proses pembuatannya yang melibatkan fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus menciptakan tekstur padat dan rasa khas yang gurih. Awalnya, tempe dikonsumsi oleh masyarakat sebagai alternatif sumber protein yang murah selain daging dan ikan.
Keunikan tempe terletak pada proses fermentasinya. Fermentasi tidak hanya meningkatkan kandungan nutrisi, tetapi juga menciptakan rasa umami yang membuat tempe begitu digemari. Tak heran jika tempe kini dianggap sebagai superfood tradisional Indonesia.
Kandungan Gizi Tempe
Salah satu alasan mengapa tempe semakin dikenal dunia adalah karena kandungan gizinya yang tinggi. Berikut manfaat utama dari tempe:
-
Sumber Protein Lengkap: Mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
-
Tinggi Serat: Baik untuk pencernaan dan menjaga gula darah stabil.
-
Mengandung Probiotik: Berkat proses fermentasi, tempe mengandung mikroorganisme baik yang bermanfaat bagi sistem pencernaan.
-
Kaya Vitamin dan Mineral: Seperti kalsium, zat besi, magnesium, dan vitamin B.
Peran Tempe di Indonesia
Di Indonesia, tempe adalah makanan sehari-hari. Hampir setiap rumah tangga pernah mengonsumsinya, baik digoreng, dibacem, ditumis, atau bahkan dibuat menjadi keripik. Tempe juga identik dengan kesederhanaan dan kehangatan makanan rumahan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tempe mulai naik kelas. Banyak chef Indonesia mulai mengeksplorasi tempe dalam bentuk kuliner modern seperti burger tempe, steak tempe, hingga sushi tempe. Hal ini membuka jalan bagi tempe untuk diterima lebih luas, baik di kalangan lokal maupun mancanegara.

Tempe Mendunia
Popularitas tempe di luar negeri tidak bisa dipandang sebelah mata. Beberapa faktor yang mendorong tempe mendunia antara lain:
-
Tren Pola Makan Berbasis Nabati (Plant-Based Diet): Di banyak negara maju, semakin banyak orang beralih ke pola makan vegan atau vegetarian. Tempe menjadi pilihan populer karena kandungan proteinnya tinggi dan rasanya yang enak.
-
Kesadaran Lingkungan: Tempe dianggap sebagai produk yang lebih ramah lingkungan dibandingkan daging, karena jejak karbon produksinya jauh lebih kecil.
-
Inovasi Produk dan Branding: Kini banyak perusahaan makanan di luar negeri yang mengemas tempe dalam bentuk menarik, seperti tempe slice, tempe crumble, hingga tempe siap masak.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Belanda, hingga Jerman telah memiliki pasar tempe yang cukup stabil. Bahkan, beberapa restoran vegan di Eropa menjadikan tempe sebagai menu utama.
Tantangan dan Peluang
Meski tempe memiliki potensi besar, namun ada tantangan yang dihadapi untuk memperluas pasar internasional:
-
Perizinan dan Standar Pangan: Setiap negara memiliki regulasi berbeda untuk produk fermentasi.
-
Daya Tahan Produk: Tempe memiliki masa simpan pendek jika tidak dikemas atau diproses dengan baik.
-
Kurangnya Pengetahuan Konsumen Global: Banyak yang belum tahu cara mengolah tempe sehingga diperlukan edukasi dan promosi lebih luas.
Namun, di sisi lain, peluang masih terbuka lebar. Dengan edukasi yang tepat dan kemasan yang menarik, tempe bisa menjadi ikon makanan sehat dari Indonesia untuk dunia.
Masa Depan Tempe
Dengan meningkatnya minat dunia terhadap makanan sehat dan alami, tempe memiliki masa depan cerah. Pemerintah dan pelaku usaha Indonesia pun mulai menyadari potensi ini, terlihat dari berbagai promosi tempe dalam ajang kuliner internasional.
Bahkan, pada tahun-tahun terakhir, tempe mulai masuk ke dalam daftar bahan makanan superfood global, sejajar dengan quinoa dan chia seed.
Tempe: Makanan Tradisional yang Kini Mendunia

Tempe sebagai Identitas Budaya Kuliner Indonesia
Lebih dari sekadar makanan sehat, tempe juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Proses pembuatannya yang masih tradisional di beberapa tempat menjadi simbol kearifan lokal dan ketekunan masyarakat.
Melalui berbagai acara promosi, seperti “Hari Tempe Nasional” atau pameran kuliner internasional, Indonesia aktif memperkenalkan tempe sebagai bagian dari identitas bangsa.
Bahkan, para diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri banyak yang memproduksi tempe secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan komunitas dan memperkenalkan ke warga lokal. Dari sini, tempe menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya Indonesia secara lebih luas.
Kesimpulan
Tempe bukan hanya warisan kuliner Nusantara, tetapi juga aset bangsa yang memiliki nilai ekonomi, gizi, dan budaya tinggi. Perjalanannya dari makanan rumahan di kampung-kampung hingga menjadi bahan makanan favorit di restoran vegan luar negeri adalah bukti bahwa produk lokal bisa mendunia.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita patut bangga dan terus mendukung pelestarian dan pengembangan tempe. Baik dengan cara mengonsumsinya, mempromosikannya, hingga memperkenalkan tempe ke dunia luar sebagai makanan sehat dan berkelas internasional.