Jenis-Jenis Rujak Tradisional di Berbagai Daerah – Rujak merupakan salah satu kuliner tradisional Indonesia yang begitu kaya akan rasa, mulai dari pedas, manis, asam, hingga gurih. Rujak identik dengan perpaduan buah atau sayuran yang disiram dengan bumbu kacang atau petis, dan menjadi camilan segar nan menggugah selera.
Namun tahukah kamu? Ternyata rujak memiliki banyak jenis dan nama berbeda di berbagai daerah di Indonesia. Masing-masing daerah menyuguhkan rujak dengan bahan, bumbu, dan filosofi kuliner yang unik. Artikel ini akan mengajak kamu menjelajahi jenis-jenis rujak tradisional di berbagai daerah Nusantara.
Jenis-Jenis Rujak Tradisional di Berbagai Daerah

🥭 1. Rujak Buah (Rujak Manis) – Jawa dan Nasional
Ini adalah jenis rujak paling umum yang dikenal hampir di seluruh Indonesia. Rujak buah menggunakan potongan buah segar seperti:
-
Mangga muda
-
Jambu air
-
Kedondong
-
Nanas
-
Pepaya setengah matang
-
Belimbing
-
Bengkuang
Bumbu rujak terbuat dari campuran kacang tanah, gula merah, cabai rawit, garam, terasi, dan sedikit air asam jawa. Teksturnya agak kasar dengan cita rasa manis, pedas, dan sedikit asam. Cocok untuk pencinta cemilan sehat yang penuh rasa.
🥬 2. Rujak Cingur – Surabaya, Jawa Timur
Rujak cingur adalah salah satu ikon kuliner Jawa Timur, terutama Surabaya. Kata “cingur” berarti moncong sapi, yang direbus lalu diiris dan disajikan bersama:
-
Sayuran rebus (kecambah, kangkung)
-
Buah (timun, nanas, bengkuang)
-
Tahu dan tempe
-
Lontong atau ketupat
Bumbunya menggunakan petis udang khas Jawa Timur, dicampur kacang tanah, cabai, gula merah, dan pisang batu (pisang klutuk) mentah sebagai pengental alami. Rasanya gurih-pedas dengan aroma petis yang khas.
🥔 3. Rujak Ulek – Jawa Tengah
Rujak ulek disajikan dengan cara menguleknya langsung di atas cobek besar. Bahan utamanya adalah campuran buah segar seperti mangga muda, nanas, timun, dan bengkuang, yang kemudian dilumuri bumbu kacang dengan rasa pedas dan manis kuat.
Rujak ini populer di kota-kota seperti Semarang dan Solo. Tekstur bumbunya lebih halus dibanding rujak buah biasa. Biasanya dijual di pasar tradisional atau sebagai jajanan sore hari.
🥥 4. Rujak Serut – Yogyakarta dan Jawa Tengah
Rujak serut menggunakan buah yang diserut halus alih-alih dipotong. Umumnya terdiri dari mangga muda, nanas, dan kedondong yang diserut memanjang, lalu dicampur dengan sambal gula merah yang pedas dan asam.
Penyajiannya cukup unik karena rujak ini sering disajikan dingin, sehingga memberikan efek menyegarkan saat cuaca panas.
🐟 5. Rujak Kuah Pindang – Bali
Rujak khas Bali ini berbeda dari rujak lainnya karena bumbunya menggunakan kuah ikan pindang. Biasanya menggunakan buah seperti:
-
Mangga muda
-
Jambu
-
Kedondong
-
Nanas
Kuah pindang dibuat dari rebusan ikan, garam, cabe rawit, terasi bakar, dan air jeruk limau. Rasanya sangat khas: pedas, asin, sedikit amis gurih, dan segar. Rujak ini adalah camilan favorit masyarakat Bali, terutama di siang hari yang panas.
🧄 6. Rujak Beubeuk – Sunda (Jawa Barat)
Dalam bahasa Sunda, “beubeuk” artinya “dihancurkan”. Rujak ini diolah dengan cara menghancurkan buah dan bumbu secara bersamaan di cobek, menghasilkan tekstur yang lumat seperti sambal.
Biasanya menggunakan buah seperti mangga muda, kedondong, dan jambu air. Bumbu rujaknya sederhana: garam, gula merah, cabai rawit, dan kadang terasi. Rasanya dominan pedas dan asam.
🫑 7. Rujak Teplak – Tegal
Rujak ini merupakan perpaduan antara rujak sayuran dan pecel, berisi:
-
Kangkung
-
Kacang panjang
-
Toge
-
Singkong rebus
-
Lontong
-
Kerupuk mie
Disiram dengan bumbu kacang yang kental dan pedas, dengan sentuhan aroma bawang putih dan kencur. Rujak ini sering dijajakan oleh penjual keliling di daerah Pantura.
🥕 8. Rujak Sayur – Lombok (Rujak Kacang)
Masyarakat Lombok memiliki rujak khas yang lebih menyerupai gado-gado. Rujak sayur ini berisi:
-
Sayuran rebus (bayam, tauge, kacang panjang)
-
Singkong atau ubi
-
Tahu atau tempe
Sambalnya menggunakan kacang tanah yang ditumbuk dengan cabai rawit dan terasi, dengan rasa pedas menggigit. Kadang ditambah perasan jeruk limau agar lebih segar.
🍠 9. Rujak Selingkuh – NTT
Nama yang unik ini berasal dari cara penyajiannya yang menggabungkan dua jenis rujak dalam satu piring: rujak buah dan rujak kuah pindang. Umumnya ditemukan di wilayah Flores.
Bumbu kacang dari rujak buah dicampur dengan sambal khas dari ikan bakar atau ikan pindang. Nama “selingkuh” diberikan karena percampuran dua jenis rujak yang seolah tidak biasa namun menghasilkan rasa unik.
📌 Kesimpulan
Indonesia memang kaya akan variasi makanan tradisional, dan rujak adalah salah satu bentuk kekayaan itu. Jenis-jenis rujak tradisional di berbagai daerah tidak hanya menawarkan rasa yang unik di setiap wilayah, tetapi juga mencerminkan budaya, selera lokal, dan kearifan kuliner masyarakat setempat.
Dari rujak cingur yang gurih dan beraroma petis, hingga rujak kuah pindang yang segar dengan cita rasa laut, semuanya membuktikan bahwa rujak bukan sekadar camilan, tapi juga warisan budaya kuliner Nusantara yang patut dilestarikan.